Guten Tag ! kali ini gue akan ngeposting capture demi capture Novel gue :) happy reading guys !
Ich haiβe
Hedwig Stella
Ich Liebe Dich,mungkin kalian pernah mendengar kalimat
ini,atau mungkin kalimat ini masih asing bagi kalian.Namun kalimat seperti ini
sudah tak asing bagiku,aku Hedwig Stella seorang gadis 15 tahun.Aku lahir dan
dibesarkan di Surabaya,kota asal ayahku.Sedangkan ibuku asli Jerman,semenjak
menikah dengan ayahku,ibuku pindah ke Indonesia.Namun sampai saat ini ibuku
belum menjadi Warga Negara Indonesia.Aku tidak begitu menguasai bahasa
Jerman,mungkin hanya sepatah-duapatah kata saja yang ku tahu,itu karena aku
besar di lingkungan adat Jawa.
“Stella, geschwind (cepat) ! nanti kamu kesiangan” teriak
ibu dari luar rumah
”Ja (iya), Frau (ibu)” jawabku.
Pagi ini aku diantar oleh ibuku, karena ini hari pertama aku
sekolah di salah satu SMA di Surabaya.Setibanya di sekolah aku segera menuju
papan pengumuman, “Stella,,stella,,stella,, nah ketemu juga” setelah mengetahui
dimana letak kelasku,aku segera menuju ke sana.
“Kelas X ruang C , nah ini dia ruangannya”gumamku setelah
berkeliling mencari kelas baruku.Aku langsung masuk,dan tak kusangka aku
sekelas dengan teman SD ku dulu,nama lengkapnya Fernando,namun aku sering
memanggilnya Nando.
“Stella”
“Eh,Nando”
”Piye kabare (apa kabar) ?”
“Alhamdulillah
sehat,Ndo sendiri?”
”Sehat juga”
Aku hanya membalas dengan senyum kecil.Mataku sambil
mencari-cari ke arah bangku yang masih kosong,ternyata semua bangku telah
berpenghuni,namun ada satu bangku yang masih kosong tepat di samping Nando.
”Ndo boleh enggak aku duduk disini?” ucapku sambil menunjuk
ke kursi di sebelah Nando.
”Oke,silahkan” jawabnya ramah
*Guru kesenian memasuki kelas*
“Selamat pagi anak-anak”sapa guru kesenian itu
”Pagi pak”jawab kami serentak
”Karena ini tahun ajaran baru dan kalian semua siswa dan
siswi baru,jadi pertemuan kali ini khusus untuk perkenalan diri saja”.
Memperkenalkan diri bukan tanpa syarat, kata pak yanto
selaku guru kesenian kami,kami harus menggunakan bahasa yang bebeda-beda.
“Karena di dunia ini tidak hanya ada satu bahasa jadi saya
harapkan kalian bisa menggunakan berbagai macam bahasa”ucap beliau.
“Kalau bahasa daerah boleh gak pak?” tanya Nando.
“Boleh saja”
Semua siswa dipanggil menurut absen dan memperkenalkan
dirinya masing-masing ,nomor absen 1-15 sudah panggil.
“Berikutnya nomor absen 16 atas nama hedwig stella”ujar pak
yanto
“Bahasa apa ya? Inggris udah,Korea sudah,Jawa,Bali,Sunda
juga sudah” gerutu ku.
oke santai stella ucapku dalam hati dan aku segera maju ke
depan kelas kuputuskan untuk menggunakan bahasa Jerman.
“Hallo,guten morgen ! (hallo,selamat pagi) ”
“Ich haiβe Hedwig Stella (nama saya Hedwig
Stella) ”
“Ich bin Stella (panggilan Stella) ”
“Ich komme aus West Java (saya berasal dari Jawa Timur) ”
“Ich bin 15 jahre alt (umur saya 15 tahun) ”
“Danke ! (terima kasih) “
Kemudian aku kembali ke kursiku, tiba-tiba ada 2 orang cewek
yang berbisik.
“Bahasa apaan sih gaje banget kaya alien”
“Iya, aneh banget mungkin dia alien hahaha”
Ledek mereka bersahutan. Aku tak memperdulikan apa yang
mereka katakan padaku karena ku tau itu hanya memancing emosiku.
“Sudah sabar stella mereka dari smp memang begitu”
“Jadi mereka teman smp mu?”
“Iya”
Aku menutup mukaku dengan buku karena menahan amarah.
“Kamu kenapa stella?” tanya nando sambil menepuk pundakku
Aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepalaku.Aku memang
mudah tersinggung dan aku tak pernah menceritakan masalahku pada siapa pun,aku
hanya menulisnya di buku diary ku kurasa itu adalah hal yang terbaik.
Kring...kringggg...
Bel istirahat berbunyi nando mengajakku pergi ke kantin.
“Stella ke kantin bareng yuk?”
“Enggak ah aku lagi
males” jawabku sambil mengulurkan tangan ku di atas meja dan membiarkan
pipiku menyentuh meja.
“Ya udah aku duluan ya”
“Silahkan”
Tak lama terdengar suara Nando datang dari kantin dan duduk
di singgasananya.
“Kamu sakit ya?”
“Hah?aku?”
“Iya kamu,emang siapa lagi yang ada disini?”
“Aku Cuma lagi bad mood”
“Gara-gara kejadian pagi tadi?”
“Entah”
Segera aku meninggalkan Nando dan menuju toilet ,di dalam
toilet aku hanya memandangi bayanganku di hadapan kaca.
“Stella...stella ...bangun dong jangan diam terus !” ucapku
sambil menepuk pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan ku.
Istirahat berakhir segera ku menuju kelas terlihat dari
pertama masuk sekolah mereka sudah mulai saling kenal. tetapi aku sangat sulit
bersosialisasi karena aku selalu berdiam diri, temanku satu-satunya hanyalah
Nando.
Ich liebe dich
Tak terasa hari menjelang sore aku beranjak dan langsung
meningalkan kelas.Akupun menunggu ibu ku di bawah pohon besar depan sekolah ku.
“Hallo,Frau abholen Stella (hallo ibu,jemput Stella) ”
“Bald Stella (Sebentar lagi Stella) ”
“Ja,frau (iya,bu) ”
Tanpa ku sadari Nando telah berada tepat dibelakangku.
“Kamu bicara apa barusan Stell?bahasa Jerman ya?”
“Iya Ndo”
“Emang apaan artinya”
“Kamu gak perlu tau Ndo”
“Dasar Stella pelit”
“Biarin”
“Kamu ngapain diam aja disini?”
“Aku lagi nunggu ibuku”
“Bareng aku aja yuk,aku antar kamu pulang”
“Hah?pake sepada kamu ini?”
“Iya,emang pake apalagi?ayo buruan naik”
“Enggak usah deh Ndo lagi pula aku udah telfon ibu aku kok”
“Gak nyesel nih?jarang-jarang ada orang ganteng nawarin jadi
tukang ojek loh”
“Apaan sih Ndo,udah pulang sana nanti kamu dicariin ibu
kamu”
“Oh,jadi ngusir nih?yaudah deh aku pulang dulu ya Stella”
“Iya,hati-hati”ucapku lirih
Nando mengayuh sepedanya dengan kencang,tak lama ibu datang
menjemputku.
“Gimana sekolah barunya?”
“Biasa aja Frau”
“Frau,ayah kapan pulang?”
“Frau juga belum tau,kata ayah nanti kalau liburan kamu
disuruh ke sana.Ayah ga ada waktu buat pulang,jadi kalau kangen kamu aja yang
nyusul ayah ke Banjarmasin”
“kenapa sih ayah selalu ngurusin perusahaannya terus?”
“Stella sayang kamu gak boleh bicara gitu,ini semua demi
kebaikan dan kelayakan hidup kamu”
“Stella mau kaya teman-teman Stella frau,pulang sekolah
dijemput ayah dan ibunya.tapi kenapa Stella gak bisa kaya mereka?Stella iri frau ! “
Sekejap ibuku terdiap tanpa mengucapkan sepatah kata pun,Ku
lirik ke arah wajahnya yang berseri.
“Maafin Stella frau”
“Frau ga suka Stella kaya gini”
“Tapi Stella pengennya kita kumpul lagi frau,apa salahnya?”
“Stella harusnya tau kalo Frau dan ayah begini demi Stella”
“Ich liebe dich frau und herr (aku cinta kamu ibu dan ayah)
”
Seketika suasana dalam mobil menjadi haru.
Malam begitu dingin,ibu membuat kue bolu kesukaan ku.Aku
dengan asyik nya memonton drama korea kesukaan ku,di ruang keluarga.
“Stella,ini kuenya udah masak”
“Ja,frau”
Segera aku menuju dapur menyambut kue yang sangat lezat di
cuaca dingin seperti ini.
“Frau kuenya Stella bawa ke ruang keluarga ya”
“Ja”
Ku lanjutkan menonton drama korea yang begitu luar biasa
ditemani kue bolu yang begitu lembut di lidah.Tak lama terdengar suara telfon
rumah berdering.
“Hallo...”
“Hallo,my little girl”
“Ayah...?”
“Apa kabar kamu sayang?”
“Baik,ayah sendiri?”
“Baik juga kok,dimana ibu?”
“Ibu lagi di dapur yah”
“Oh iya sudah dulu ya sayang ayah harus lanjutin
kerjaan,salam buat ibu”
“Tapi Yah...Stella masih mau ngomong lama sama ayah , miss
you “
“Miss you too,nanti kalau ada waktu luang ayah nelfon Stella
sama ibu lagi ya,byee..ich liebe dich”
Seketika pembicaraan tertutup,pembicaraan malam itu sangat
singkat.Padahal aku ingin menceritakan pengalamanku di putih abu-abu,namun
semuanya lenyap.
“Stella”
“Ja Frau”
“Tidur ya udah larut malam besok kamu harus sekolah”
“Frau besok Stella naik sepeda aja ya”
“Iya sayang”
Aku segera menuju kamar,mataku terpanah ke luar
jendela.Malam ini bulan begitu indah berbentuk sabit di temani cahaya mungil
bintang-bintang.Terdengar suara jangkrik yang bersahutan,suanana malam ini
sangat nyaman dan tenang.Malam ini ku titipkan rinduku lewat angin yang bertiup
spoy-spoy.
“Angin,sampaikan sejuta rinduku pada ayah.katakan padanya
aku sangat ingin berjumpa dengannya”
Tak kuat lagi kubendung butiran air mata di kelopak
mataku,satu demi satu berguguran membasahi pipiku.Sudah 1 tahun 3 bulan ayah di
Banjarmasin,dan selama itu jua aku tak pernah melihat parasnya lagi.
Hari sudah larut malam,ku usap air mata itu dengan kedua
tanganku.aku segera tidur,kan ku sampaikan rinddu ini lewat mimpi.
“Guten Morgen”
“Pagi Stella” sapa Nando
“Pagi juga” jawabku singkat
“Kalo bahsa Jermannya selamat pagi apa Stell?”
“Guten Morgen”
“Apa? Guten morgan?"
“Guten Morgen,ndo”
“Owhh... gimana tulisannya”
“G-U-T-E- N- M-O-R-G-E-N”
“Okedeh,muucih Stella”
“Idih,alay”
“Hehehe”
Tak kusangka Nando langsung membuat tweet di Twitter dengan
kalimat “Guten Morgen”.Tak kuasa ku menahan tawa,melihat tingkah laku Nando.
“Stella follback aku dong” ucapnya
“Kalo aku gamau gimana?”
“Yaelah Stella jahat banget sama teman”
Aku tak memjawab apapun,aku langsung menuju ke loker ku
untuk mengambil buku catatanku.
“Dasar cewe dingin”gerutunya
“Stella pelitttt” teriaknya lagi
Aku pun menengok sedikit ke arah Nando,dan tampak ia sedang
menundukkan mukanya.Aku hanya tersenyum tipis dan tak menghiraukannya.
Tak lama akupun segera kembali ke kursiku,tampak Nando
merajuk kepada ku.
“Emang penting ya Follback?”
“Pikir aja sendiri”
“Kalo buat aku di follback ataupun ga di follback itu ga ada
perbedaannya tuh”
“Terserah !”
Akupun meletakkan buku catatanku di atas meja sambil
menunggu guru masuk ke dalam kelas.Nando tampak masih kesal atas perlakuanku
tadi.
“Ndo masih marah ya sama aku?”
Nando tak merespon sedikitpun,tak lama guru biologi pun
memasuki ruang kelas kami.Namanya Ibu Ratna Sari atau sering di panggil bu
Nana.
“Pagi anak-anak”
“Pagi Bu......”
“Perkenalkan ibu adalah walikelas kalian,untuk hari ini ibu
akan memilih pengurus kelas untuk satu tahun ajaran,ibu harapkan pengurus kelas
ini dapat bertanggung jawab dan menjadi panutan teman-temannya yang lain”
Semua murid terlihat sangat antusias,namun tidak pada Nando
yang terlihat manyun.
“Untuk ketua kelas dan wakil ketua kelas ibu akan ambil
melalui pemilihan suara terbanyak,untuk Sekertaris,bendahara,dan seksi-seksi ,
ibu yang akan memilih.Bagaimana, kalian setuju?”
“Setuju Bu...”
“Baiklah,ibu akan menentukan nominasinya,siap?”
“Siap bu...”
“Kalo dilihat disini yang punya jiwa kepemimpinan
adalah...Raka,Andre,dan...siapa itu yang duduk di sebelah Stella ? ibu lupa
namanya”
“Fernando Bu” jawab seorang teman kami
“Oke,kita mulai pemilihan suaranya ya? Kalian tulis nama
diantara ke 3 nominasi yang sudah ibu tentukan lalu kumpulkan”
Semua siswa mulai bingung menentukan pilahannya,aku tak tau
nama sapa yang akan kutulis di kertas kecil dihadapanku.Detik-detik
terakhir,akhirnya sudah kutentukan pilihanku,puluhan kertas pun sudah di
hadapan bu Nana.
“Ibu sudah menemukan hasilnya menurut pilihan kalian,yang
menjadi ketua kelas adalah Fernando,dan Raka sebagai wakilnya”
Seluruh siswa bersorak-sorai,namun tidak dengan Nando.
“Selamat ya Ndo,kamu kepilih jadi ketua kelas”ucapku
Nando hanya membalas pertanyaanku dengan senyum tipisnya.Aku
merasa lega setelah Nando merespon kalimat yang keluar dari mulutku,walaupun
hanya tersenyum tipis setidaknya dia tak lagi marah padaku.
“Nah untuk seksi-seksi ibu akan pilih sekarang”
“Aihh...kok jadi seksi keindahan sih”gerutuku
Terlihat senyum nakal dari bibir Nando.
“Kenapa kamu senyum Ndo?”
“Ga apa-apa”
“Ihh...emang nando seneng kalo liat aku menderita”
“Hahaha”
“please becareful with my heart”
“Frau Stella besok kesekolahnya naik sepeda aja ya?”
“Ja,kenapa kamu jadi pengen naik sepeda ke sekolah”
“Kasihan Frau capek antar jemput Stella terus”
“Yaudah kamu cepat tidur sana,besok kamu harus berangkat
pagi”
“Ja,frau”
Aku segara menuju ke kamar dan larut dalam lautan
mimpi.Mimpi malam ini sungguh tak wajar,karena Nando lah peran utamanya.Namun
itulah yang membuat aku semakin larut.
“Guten morgen Stella” ucap ibuku sambil membuka pintu
kamarku
“Ja,Frau”
“Cepat bangun,katanya kamu pengen naik sepeda”
Dengan malasnya aku meninggalkan pulau kapuk,aku tak biasa
bangun sepagi ini.Namun ini sudah tekad bulatku,agar ibu tidak lelah mengantar
jemputku setiap hari.
“Stella,kalau udah mandi sarapan dulu ya,Frau mau kepasar
dulu beli sayur”
“Ja,Frau”
Jam menunjukkan pukul 05.30 am , aku pun segera
sarapan.Setelah semua selesai aku segera menuju garasi.
“Bismillah...”
Ku kayuh sepedaku dengan santai sambil menghirup udara pagi
yang segar namun sedikit berkabut yang membuat jemariku menjadi dingin.Matahari
masih malu-malu memancarkan sinarnya,burung-burung berkicauan bersahutan
seperti melantunkan sebuah melodi,ku nikmati pagi ini bersama sepedaku.
“Tumben Stella naik sepeda”ucap Nando yang sudah ada di
sebelah sepedaku
“hehehe emang kenapa Ndo? Gak boleh ta?”
“Boleh dong,kan aku jadi ada teman berangkat ke sekolah”
Tak terasa kami sudah memasuki gerbang sekolah,segera kami
parkirkan sepeda kami di parkiran dan kami menuju ke kelas.kelas terlihat masih
sangat sepi,aku pun segera duduk disinggasana ku.
“Stella,aku boleh tanya sesuatu?”
”Boleh,tanya apa?”
“Kamu masih pacaran sama Hendra ?”
“Hmm..gitulah Ndo udh 3 thn aku pacaran tapi Cuma di
gantungi gitu aja”
“Kenapa kamu masih mau sama dia?”
“Maksudnya apa Ndo?”
“Eh...enggak jadi deh”
“Kamu pasti nyembunyiin sesuatu ya Ndo?”
“Aku Cuma mau cerita ke kamu,tapi kamu jangan marah ya?”
“Iya,cerita aja Ndo.Aku akan menjadi pendengar yang baik”
“Jadi gini,aku sering lihat Hendra jalan sama cewe lain”
“Mungkin teman dia Ndo”
“Ya mungkin seperti itu,tapi dari tatapan keduanya ku pikir
itu lebih dari teman”
“Tapi aku percaya kok sama Hendra”
Aku segera menuju toilet meninggalkan Nando.Aku tak tau
apakah yang dikatakan Nando itu benar,Sudah lama aku pacaran dengan Hendra tapi
ya begitulah hubungan kami tidak jelas.Memang rasa curiga itu ada sejak 6 bulan
terakhir.
“Hendra pacar aku,jadi aku percaya sama dia,gak mungkin
Hendra hianati cinta ini” ucapku di hadapan cermin di dalam toilet wanita.
Segera ku kirimkan pesan ke ponsel Hendra, “i miss you” namun tak ada balasan
darinya.
“Mungkin hendra lagi sibuk” ucapku tenang
Jam demi jam
pelajaran ku lalui namun Hendra masih belum menjawab sms ku,inilah cobaan bila
punya pacar beda sekolah,sanggat sulit untuk berkomunikasi secara langsung.
“Stella” terdengar suara Nando yang khas
Aku menoleh kebelakang menatapi Nando yang berlari kecil
menuju tempat aku berpijak.
“Ada apa Ndo?”
“Entar pulang bareng ya?”
“Boleh”
“Oke,itu aja sih yang mau aku bilang”
“Yaampun Nando,kamu ngos-ngosan nyamperin aku Cuma mau
bilang itu?”
“Iya” jawab Nando sambil tersenyum lebar.
Tiba-tiba LED hape ku menyala,bertanda ada pesan.Akupun
tersenyum kecil dan segera membaca pesan itu,Namun pesan itu sangat
mengecewakan dan menyayat hatiku.Di dalamnya terluliskan “Me too” hatiku
bertanya-tanya apakah ini benar balasan dari seorang Hendra ?.Hendra yang
selama ini memperhatikanku,membuatku merasa nyaman bersamanya kini telah
berubah.Jawaban sms nya sunggu singkat,jelas,dan menyakitkan.Tetes air mata
membasahi pipiku,meluapkan isi hatiku terhadap balasan itu.
“Stella,kamu kenapa?” tanya
Aqila
Aku hanya terbujur kaku di kursi taman sekolah,tak ada
sedikitpun respon dariku.
“Stella...Stella kenapa kamu nangis?” tanya Aqila dengan
penuh penasaran
Aku tetap tak peduli,aku tak ingin memperlihatkan
kesedihanku ini kepada siapapun.
“Stella..kalo kamu ada masalah cerita dong,siapa tau aku
bisa bantu”
Tanpa pikir panjang ku peluk erat tubuh Aqila,Ku tuangkan
semua air mataku di pundaknya.
“Kamu kenapa Stell?” tanya Aqila cemas
“Aku lagi broken heart”
“Hahaha,masalah itu doang?”
“Hmmm” aku mengangguk
“Stella,bayak cowo di luar sana.Buat apa kamu nangisin
dia,percuma tau gak? Buang waktu!”
“Tapi kami udah 3 tahun pacaran,masa putus gitu aja”
“Pacaran lama juga gak ngejamin kalo kamu jodoh sama dia
kan?”
“Tapi ga bisa...”
“Kenapa gak bisa?”
“Gak mungkin aku putusin dia,aku tau kok dia sayang sama
aku”
“Sayang?mana buktinya? Toh dia sekarang telantarin kamu
kan?”
Pertanyaan mematikan itu sungguh tak bisa ku jawab
lagi,hanya air mata yang jatuh dari pelipis mataku.
“Kalo aku boleh tau,emang siapa sih pacar kamu itu?”
“Namanya Hendra,dia kelas 10 juga tapi bukan sekolah
disini.Dia itu sahabat aku dari SD,tapi kita pacaran waktu SMP”
“Oh...Gitu” Jawab Aqila singkat.
Tak terasa hari menjelang sore,aku segera mengayuh sepeda ku
untuk kembali ke rumah.
“Stella,tunggu...”
teriak Nando dari belakang sambil mengayuh kencang sepedanya
Ku kayuh lebih cepat sepedaku,aku tak ingin Nando mengetahui
semua ini.Mataku masih sedikit lebam setelah menangis tadi.Aku pura-pura tak
mendengar dan semakin ku kayuh kencang sepedaku dengan sisa-sisa tenagaku.
“Penggemar Rahasia”
Pagi ini sepertinya tidak ada yang spesial seperti
sebelumnya.
“Hei pagi stella”
“pagi Ndo” jawabku singkat
“Ya ampun mahal banget kata-kata dari mulut kamu”cetus nando
“Ah nando enggak kok” jawab ku sambil menepuk pundak nando
dan tersenyum tipis
“Kamu dari SD jadi cewek dingin banget ya” jelasnya.
Aku tak menjawab apapun mungkin senyum kecil sudah cukup
“Aku ke loker dulu ya Ndo”
“Iya cewek dingin” ledeknya
Aku hanya mendelik dan sedikit tersenyum.
Aku segera meninggalkan Nando,kulangkahkan kakiku menuju
loker untuk menganbil buku catatanku.Terhendi ku di depan pintu lokerku.
“Surat apa ini?”
tanya ku sambil memandangi surat yang beramplopkan berwarna
biru.Tanpa pikir panjang segera ku buka amplop itu dan ternyata isinya sebuah
puisi cinta.
Pertama aku melihatmu
Kau begitu berbeda
Wajahmu
Manis mempesona
Kau bidadari
Bertubuh langsing dan
tinggi
Rambutmu yang ikal
nan panjang terurai dengan indah
Parasmu sungguh
menawan
Memikat semua insan
Tertanda, joe
“Joe siapa ya?” tanya ku dalam hati,segera aku menuju kelas
sambil mengamati surat itu.
“Apa an itu?” tanya nando kepadaku
“Gak tau juga nih”
aku segera duduk di kursi
“Surat cinta ya?”ledek nando
“Cuma puisi doang Ndo”
“Puisi cinta?” tanyanya lagi
“Rahasia” ledekku balik
Tampak rasa penasaran di wajah Nando, segera ku masukkan surat
itu ke dalam tas ku.
“Stella pelit” ucap nando
“Emang ada efeknya yah buat kamu ndo?” tanya ku sinis
Nando tak menjawab,ia hanya terdiam mematung.
Pulang sekolah ini rencananya nando mengajakku ke tempat
penyewaan kaset.kebetulan juga aku ingin menyewa kaset.
“Stell,entar pulangnya bareng ya?”
“Iya dong,kan katanya mau nyewa kaset”
“Tapi kamu tunggu aku ya,soalnya aku mau rapat ketua kelas
di aula sekolah”
“Hmm” anggukku
“Jangan ninggalin kaya kemaren loh,nyelonong aja di panggil
gak dengar lagi”
“Iya bawel”
“Dasar cewe dingin”
Nando kemudian melangkah lebar menuju aula sekolah.
“Nando aku nunggu di sana ya?” teriakku sambil menunjuk
sebuah kursi di bawah pohon yang rindang di sudut sekolahan.
Nando tak menjawab,ia hanya berkedip dan tersenyum kecil
menandakan bahwa ia setujuh.
“Nando lama banget...” gerutuku
Aku sabar menunggu sambil memandangi sepedaku.Tak lama
terlihat lambaian tangan Nando dari kejauhan bersama sepedanya.Perlahan
jaraknya semakin mendekat.
“maaf lama ya Stell”
“Keburu aku lumutan Ndo”
“Iih cewe dingin,tumben gak ninggalin aku”
“Niatnya sih aku tadi mau ninggalin kamu Ndo”
“Dasar cewe dingin”
“Untung aja aku kasihan sama kamu,jadi aku tungguin deh”
“Yaudah,ga usah di bahas,ayu kita berangkat”
“Duluan Ndo aku enggak tau tempatnya” ucapku
“Iya cewek dingin” ledeknya.
Kami pun mulai mengayuh sepeda,menelusuri gang-gang kecil di
kota Surabaya yang sinar mataharinya mulai menyengat kulit.
“Stella,kulit kamu kok bintik-bintik merah” Ujar Nando
“Emang gini kalo kena panas”
“Dasar Bule,kena panas dikit bintik kemerahan.Liat nih aku
kuat,kalo kena panas paling kulit aku Cuma gosong”
“Aku ga naya tuh”
“Yaelah cewe dingin sulit banget diajak becanda,tapi kamu
bener ga apa-apa kan?”
“Ga apa-apa kok Ndo,entar hilang sendiri”
Kami mengelilingi Toko penyewaan kaset,dari 3 toko yang kami
tuju semua nya tutup.
“Masih ada 1 toko lagi” ucap nando
“Besok aja yuk Ndo aku udah capek nih” ucapku
“Tanggung stella,siapa tau toko yang satu ini buka” ajak
nando
“Ya udah deh yuk” jawabku lemas
Dalam perjalanan
tiba-tiba Nando mendadak berhenti. “Eh....eh....eh” Sepeda ku menabraak
bagian belakang sepeda Nando.
“Ya ampun stella di
rem dong jangan bengong aja”
“Kamu tuh ngerem mendadak”
“Ya udah maaf,kamu haus?mau minum? “ tawarnya
“Hmmm” jawabku mengangguk
“Tunggu disini ya?”
“Iya”
“Tumben gak manggil aku bawel”
Aku tak menjawab,karena tenagaku sudah mulai habis.Aku duduk
di bawah pohon besar bersama sepedaku.
“Nando beli minumnya di Bandung kali ya ? lama banget” ucapku dalam hati
Perlahan sandarkan tubuhku di pohon besar itu,angin
bertiup spoy-spoy di dampingi dedaunan
yang berguguran.Tak lama nando bersama sepedanya datang membawa 2 botol minuman.
“Ini buat cewek dingin” ledeknya
“Apaan sih Ndo, makasih ya “
Setelah segar aku dan nando pun segera beranjak menuju toko
penyewaan kaset tujuan terakhir kami itu.Dalam perjalanan Nando terlihat sangat
menikmati hari ini.
“Akhirnya nyampe juga” keluh nando
Aku hanya tersenyum dan mengelap keringat di leherku dengan
tangan kiriku.
“Wow banyak banget kasetnya”
“Namanya juga toko kaset” sahut nando
“Emang siapa bilang ini toko baju?”
“Dasar cewe dingin,maunya menang terus”
“Nando bawel”
Pertikaian antara kami terus berlangsung di depan toko kaset
itu.
“Stella pulang...”
“Darimana aja kamu Stella,kok sampe sore? ”
“Stella habis dari tempat penyewaan kaset Frau,maaf Stella
ga izin sama Frau”
“Kamu ke toko kaset sama siapa?”
“Sama Nando Frau”
“Nando siapa?”
“Nando teman Stella SD dulu Frau,anaknya tante Tiara”
jelasku panjang lebar
“kok sama Nando sih? Nando pacar Stella ya?”
“Hah?enggak kok Frau”
“Tapi Stella kan jarang punya teman cowo”
“Mau gimana lagi Frau,Stella Cuma kenal sama Nando aja”
“yaudah,ganti baju sana”
“Ja Frau”
Aku langsung meletakkan sepedaku di garasi dan menuju segera
kamar. Sesampainya di kamar ku rebahkan
tubuhku untuk mengembalikan tenagaku. Perlahan ku tarik keluar sebuah
kaset dari dalam tasku.
“Ini dia kaset yang aku cari-cari dari kemarin” ucapku
sambil memandangi cover kaset itu
Aku sangat mengidam-idamkan kaset ini sejak seminggu
lalu,karena sempat menjadi buah bibir.
“Malam ini waktunya nonton I miss you,film korea yang
populer” gerutuku sambil senyum kesenangan.
Tak terasa hari larut malam,ku tengok ke arah jam dinding
kamarku menunjukkan pukul 00.30 a.m. Mataku
sudah mulai berat untuk meahan rasa kantuk yang tak dapat dibendung.
“Tanggung kalo tidur selesaikan 4 episode dulu deh” ucapku
tersayup-sayup.
Tak lama setelah episode 4 berakhir aku segera menjelajahi
alam mimpi.
“Stella bangun udah siang” terdengar teriakkan ibuku dari
sudut dapur
“Ja,Frau”
Dengan langkah malas,aku segera bangkit dan menuju kamar
mandi dengan langkah gontai.
bersambung...